Info Halu - Jakarta, Gagasan pengaturan transportasi Jakarta serta sekelilingnya sudah diteken. Di gagasan itu termuat pembangunan jalan sepeda. Apa Jakarta akan jadi kota ramah sepeda?
Yang diketahui menjadi kota ramah sepeda dalam dunia sampai kini ialah Amsterdam, Copenhagen, atau Paris, kota-kota besar di Benua Biru sana. Akan tetapi keadaan jalanan Jakarta sampai sekarang ini masih tetap tunjukkan keruwetan. Pedagang kaki lima di trotoar, angkot ngetem di tepi jalan, sampai kendaraan menantang arus ialah perihal yang relatif wajar didapati di kota negara tropis ini.
Diantara berjejalnya kendaraan bermotor Jakarta, ada 'minoritas ramah lingkungan' yang mengharap sarana buat sepeda. Thamrin (48) contohnya, tukang ojek sepeda ontel yang setiap harinya mangkal di Stasiun Jakarta Kota ini ingin supaya pemerintah bangun jalan sepeda yang ideal di sekujur Jakarta. Dengan begitu, kegiatan pesepda dapat lebih terjamin keamanannya. Orang seperti dianya pun gampang mencari nafkah.
"Jalan spesial sepeda, dapat mempermudah kerja pun," kata Thamrin mengatakan kemauannya, Kamis, 1 Januari 2019.
 |
| Sepeda ontel tukang ojek sepeda di Pasar Pagi Lama Asemka |
"Agar bagaimana masih tetap kuatir terkena motor atau terkena mobil sich," kata Adi yang memberhentikan sepedanya di Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat.
Apakah kemauan mereka sangat elegan?
Untuk kerangka Jakarta, jalan raya selama ini memanglah bukan didominasi sepeda kayuh, tetapi kendaraan bermotor, baik mobil ataupun sepeda motor. Tuntutan jalan sepeda yang ideal rawan dilihat menjadi tuntutan yang sangat elegan, sebab belumlah jadi keperluan primer pemakai jalan Ibu Kota."Sebetulnya kita mesti tahu pun, berapakah sich sebetulnya pemakai sepeda, apa telah sangat banyak untuk kita buatkan jalan spesial sendiri? Tetapi apa pun itu memiliki bentuk, kita telah selalu berusaha," kata Kepala Seksi Rencana Prasarana Jalan serta Utilitas Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Riri Asnita, di kantor Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Jalan Taman Jati Baru, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (8/1/2019).
Baca Juga : Dokter Berikan Informasi Resiko 'Jajan' Prostitusi, Mahal Tidak Menjamin Bebas Infeksi
Terpantau di lokasi Melawai, Kebayoran Baru, Jakarta Pusat, tiga jam semenjak sore sampai magrib, sepeda jarang melintas. Walau sebenarnya di sini ada jalan sepeda yang kurang lebih cukuplah untuk dua sepeda meluncur bersama-sama. Lihat sepinya jalan sepeda, jadi kendaraan bermotor manfaatkan jalan itu pun waktu jalan raya memadat. Diluar itu, ada lokasi-lokasi di jalan sepeda yang digunakan beberapa pengemudi bajaj, pengemudi ojek online, bahkan juga pemilik mobil pribadi untuk memarkirkan kendaraannya. Jejeran bajaj yang terparkir rapi di jalan sepeda dapat didapati diantaranya di muka Bank BCA, Melawai Plaza, Restoran Kwetiau Sapi Blok M, serta seberang Halte Taman Melawai
Tuntutan akan terdapatnya peningkatan jalan sepeda juga bisa tidaklah terlalu elegan, akan tetapi jadi tuntutan yang logis. Polda Metro Jaya sempat menyoroti kecelakaan yang menyertakan pesepeda, satu tahun kemarin. Waktu itu, tengah hangat diperbincangkan momen ditabraknya Produser RTV Raden Sandy Syafiek oleh mobil SUV B-2765-SBM waktu Sandy menaiki sepeda di Jl Gatot Subroto pada 10 Februari 2018.
Kecelakaan semacam itu seringkali berlangsung di jalan yang tidak diperlengkapi jalan sepeda. Kepala Sub Direktorat Penegakkan Hukum Direktorat Lantas Lintas Polda Metro Jaya, AKBP Budiyanto, menuturkan jalan sepeda di Jakarta masih tetap minim.
Bicara pada 27 Februari tahun kemarin, ia menyebutkan jalan spesial sepeda baru selama 26 km, terbagi dalam Cipinang-Pondok Kopi selama 7 km, Pondok Kopi-Marunda selama 14,8 km, Taman Ayodya-Kantor Wali Kota Jakarta Selatan 2,2 km, serta di Jalan Tuanku Imam Bonjol-Jl Pangeran Diponegoro 2 km. Walau sebenarnya, berdasar pada data dari Tubuh Pusat Statistik (BPS) 2016, jalan propinsi serta jalan kota administrasi di Jakarta terdaftar ada 6.678 km.. Jumlahnya ini juga di luar jalan nasional.
Dengan kurangnya jalan spesial sepeda, pemerintah telah sepantasnya memerhatikan hak-hak pesepeda. Sarana serta hak-hak pesepeda ditata dalam Masalah 25 huruf g UU No 22 Tahun 2009 mengenai Lantas Lintas serta Angkutan Jalan (LLAJ). Pemerintah harus juga memberi keringanan buat pesepeda, seperti tertuang dalam Masalah 62 ayat (1) UU No 22 Tahun 2009 mengenai LLAJ.
"Dimana pesepeda memiliki hak atas sarana simpatisan keamanan, keselamatan, ketertiban serta kelancaran dalam berlalu lintas," kata Budiyanto waktu itu.
Perpres Sudah Diteken
Pada 20 Jui 2018, Presiden Jokowi meneken Ketentuan Presiden Nomer 55 Tahun 2018 mengenai Gagasan Induk Transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, serta Bekasi (RITJ) Tahun 2018-2029. Perpres itu mengambil keputusan sembilan pilar kebijaksanaan pembangunan transportasi di Jabodetabek, pilar ke-9 berbunyi, "Peningkatan transportasi perkotaan yang ramah lingkungan."Kebijaksanaan peningkatan transportasi perkotaan yang ramah lingkungan dikerjakan, diantaranya dengan taktik peningkatan sarana untuk kendaraan tidak bermotor (sarana pejalan kaki serta pesepeda). Program peningkatan sarana untuk kendaraan tidak bermotor itu mencakup penambahan pemakaian kendaraan tidak bermotor serta pembangunan sarana pejalan kaki serta jalan sepeda.
Dalam matriks kerja RITJ 2018-2019 ini, ada gagasan pekerjaan "pembangunan sarana jalan sepeda di selama jalan nasional". Pembangunannya diawali dari 2018-2019, 2020-2024, serta 2025-2029. Penanggung jawab pembangunan jalan sepeda ini ialah Kementerian Perhubungan.
Gagasan pekerjaan "pembangunan jalan sepeda pada akses ke arah/dari simpul transportasi" diputuskan diawali tahun 2018 serta tuntas pada 2023. Penanggung jawabnya ialah Kementerian Perhubungan serta Pemerintah Daerah.
Ada juga gagasan pekerjaan pembangunan jalan sepeda di lokasi transit oriented development (TOD), diawali dari 2018 serta selesai pada 2029. Penanggung jawabnya ialah Kementerian Perhubungan serta Pemerintah Daerah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar